PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Faktor utama yang melandasi kebutuhan
akan layanan bimbingan di sekolah dasar ialah faktor karakteristik dan masalah
perkembangan siswa. Pendekatan perkembangandalam bimbingan merupakan pendekatan
yang tepat digunakan di sekolah dasar karena pendekatan ini lebih berorientasi
kepada penciptaan lingkungan perkembangan bagi siswa, dan berdasarkan suatu
program layanan terstruktur san sistematis. Bimbingan perlembangan terfokus
kepada upaya mengembangkan kemampuan, sikap, dan keterampilan siswa yang
mendukung keberhasilan siswa dalam belajar dengan cara menciptakan lingkungan
perkembangan.
1.2.Rumusan
Masalah
1.2.1. Makna dan prinsip umum
bimbingan?
1.2.2. Kedudukan dan permasalahan
bimbingan di sd?
1.2.3. Hubungan pendidikan dengan
kurikulum?
1.2.4. Pendekatan perkembangan
dalam bimbingan?
1.3.Tujuan
Penelitian
1.3.1.
Mendeskripsikan makna dan prinsip umum
bimbingan.
1.3.2.
Mendeskripsikan kedudukan dan permasalahan bimbingan di sd.
1.3.3.
Mendeskripsikan hubungan pendidikan dengan kurikulum.
1.3.4.
Mendeskripsikan pendekatan perkembangan dalam bimbingan.
PEMBAHASAN
2.1.
Makna dan Prinsip Umum Bimbingan
Bimbingan adalah
proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.
Dari definisi di atas dapat diangkat makna
bahwa:
1. Bimbingan
adalah suatu proses. Sebagai suatu proses, bimbingan merupakan kegiatan
yang berkelanjutan, berlangsung terus menerus dan bukan kegiatan seketika atau
kebetulan. Bimbingan adalah kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah
kepada pencapaian tujuan dan bukan kegiatan sewaktu-waktu atau insidental.
2. Bimbingan
adalah bantuan. Makna bantuan dalam bimbingan ialah mengembangkan
lingkungan yang kondusif bagi perkembangan siswa, memberikan dorongan dan
semangat, menumbuhkan keberanian bertindak dan bertanggung jawab, mengembangkan
kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah periakunya sendiri. Bantuan dalam
bimbingan bukanlah memaksa kehendak pembimbing kepada siswa untuk memilih dan
mengambil keputusan sendiri atas tanggung jawab sendiri.
3. Bantuan
itu diberikan kepada individu. Individu yang diberi bantuan adalah
individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya. Bantuan dalam
bimbingan diberikan dengan mempertimbangkan keragaman dan keunikan individu.
Berarti bahwa bantuan yang diberikan kepada siswa harus didasarkan kepada
pemahaman terhadap kebutuhan dan masalah siswa. Oleh karena itu guru perlu
memiliki keterampilan memahami perkembangan kebutuhan, dan masalah siswa.
4. Tujuan
bimbingan adalah perkembangan optimal. Perkembangan optimal yaitu
perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang
baik dan benar. Perkembangan optimal merupakan suatu kondisi dinamik di
mana individu mampu mengenal dan memahami diri; berani menerima kenyataan diri;
mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan sistem nilai;
melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.
Prinsip-prinsip
Umum Bimbingan
1. Bimbingan
diberikan kepada individu yang sedang dalam proses berkembang.
2. Bimbingan
diperuntukkan bagi semua siswa.
3. Bimbingan
dilaksanakan dengan memperdulikan semua segi perkembangan siswa.
4. Bimbingan
berdasar pada pengakuan atas kemampuan individu untuk menentukan pilihan.
5. Bimbingan
adalah bagian terpadu dari proses pendidikan.
6. Bimbingan
dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya.
2.2.
Kedudukan dan Permasalahan Bimbingan di Sekolah Dasar
Secara formal kedudukan bimbingan
dalam Sistem Pendidikan di Indonesia telah digariskan di dalam Undang-Undang
No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta perangkat Peraturan
Pemerintahnya. Hal-hal yang berkenaan dengan Pendidikan Dasar, di mana Sekolah
Dasar ada di dalamnya, dibicaraka secara khusus dalam PP No. 28/1989. Pada
pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa:
(1)
Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
(2)
Bimbingan diberikan
oleh guru pembimbing.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di
sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa. Temuan
lapangan (Sunaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992)
menunjukkan bahwa masalah-masalh perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut
aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan sosial. Masalah-masalah
perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan si sekolah dasar.
2.3.
Hubungan Bimbingan dengan Kurikulum
Kiranya para ahli dan praktisi
pendidikan sepakat bahwa kurikulum merupakan wahana untuk mencapai tujuan
sekolah. Kurikulum merupakan rancangan pengalaman belajar bagi siswa untuk
mempercepat perkembangan intelektualnya. Persoalan yang muncul ialah bagaimana
siswa dapat mengambil manfaat yang maksimal dari pengalaman kurikuler di
sekolahnya, sehingga perkembangan yang terjadi pada diri siswatidak hanya
perkembangan aspek intelektual tetrapi juga aspek non-intelektual seperti pada
aspek sosial, emosi, sikap, dan motivasi. Persoalan di atas menyangkut
permasalahan letak hubungan antara kurikulum dan bimbingan.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa hubungan bimbingan dengan kegiatan kurikuler di
sekolah terletak dalam dua hal pokok. Pertama, bimbingan merupaka piranti
(instrumen) untuk memahami rentang kecakapan, prestasi, minat , kekuatan, kelemahan, masalah, dan karakteristik
perkembangan siswa sebagai segi-segi esensial yang mendasar perencanaan
kegiatan kurikuler. Kedua, bimbingan membantu siswa dalam memahami dan memasuki
kegiatan belajar yang disediakan dalam pengalaman kurikuler itu.
2.4.
Pendekatan Perkembangan dalam Bimbingan
Ada empat pendekatan dapat
dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan (a) krisis, (b)
remedial, (c) preventif, (d) perkembangan (Myrick dalam Muro & Kottman,
1995). Dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu munculnya suatu krisis dan sia bertindak
membantu seseorang menghadapi krisis itu. Teknik yang digunakan dalam pendekatan
ini adalah teknik-teknik yang secara ‘pasti’ dapat mengatasi krisis itu.
Dalam
pendekatan remedial guru akan memfokuskan bantuannya kapada upaya menyembuhkan
atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang tampak. Tujuan bantuan dari
pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.
Berbagai strategi bisa digunakan, seperti mengajarkan kepada siswa keterampilan
tertentu seperti keterampilan belajar, keterampilan sosial dan sejenisnya yang
belum dimiliki siswa sebelumnya. Pendekatan preventif mencoba mengantisipasi
masalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah
yang dimaksud seperti putus sekolah, narkotika, kenakalan, merokok dan
sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada siswa secara
umum. Berbagai teknik dapat digunakan dalam pendekatan ini termasuk mengajar
dan menyebarluaskan informasi.
Pendekatan
perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan proaktif dibanding
ketika pendekatan sebelumnya. Pendekatan perkembangan ini dipandang sebagai
pendekatan yang tepat digunakan dalam tatanan pendidikan sekolah karena
pendekatan ini memberikan perhatian kepada tahap-tahap perkembangan siswa,
kebutuhan dan minar, serta membantu siswa mempelajari keterampilan hidup
(Robert Myrick, 1989). Berbagai teknik dapat digunakan dalam pendekatan ini
seperti mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih tutorial, dan
konseling. Di dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman
belajar yang menjadi kebutuhan siswa akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum
bimbingan. Pendekatan perkembangan bertolak dari pemikiran bahwa
perkembanga yang sehat akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara siswa
dengan lingkungannya.
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
1.
Bimbingan adalah layanan yang diperuntukkan bagi semua siswa.
2.
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk memperoleh
penyesuaian diri.
3.
Bimbingan adalah bantuan yang siberikan kepada individu untuk mencapai
perkembangan optimal.
3.2
SARAN
1.
Kita sebagai calon guru perlu memiliki keterampilan memahami perkembangan,
kebutuhan, dan masalah siswa
2.
Menerapkan dan mengoptimalkan pendekatan perkembangan dalam bimbingan
3.
Mampu menciptakan kondisi dinamik untuk menciptakan perkembangan
optimal.
Daftar
Rujukan
Kartadinata,
Sunaryo. 1998. Bimbingan Di Sekolah. Bandung: Departemen Pendidikan dan
Nasional.
Sanjaya
Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bandung: Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar